Bukan
pemandangan yang asing lagi jika pada saat jelang Pemilu kita temukan banyak orang
bagi-bagi rizki baik itu berupa sembako atau berupa uang. Apalagi jika
momentnya bertepatan dengan bulan Ramadhan, wah pas banget. Sebagian orang
menganggap hal itu adalah sedekah sehingga tidak sedikit masyarakat memburunya
karena dengan alasan mereka diberi dan tidak meminta. Itulah salah satu fenomena
berlomba-lomba berbuat baik jaman now.
Sebenarnya
ada banyak fakta orang berlomba-lomba berbuat baik di jaman now ini. Tentunya
tidak hanya dijumpai pada saat jelang pemilu, tapi juga jauh-jauh hari dari
masa pemilu. Bahkan yang berbuat baik itu tidak hanya dilakukan oleh seorang
muslim tapi juga non muslim. Mulai dari membantu pembangunan masjid, bagi-bagi
sedekah di pesantren, dan panti asuhan sampai memberikan pinjaman tanpa bunga
kepada pedangang-pedagang kecil.
Terlepas
dari banyaknya orang berbuat baik di jaman now ini, ternyata tidak sedikit
orang yang berpandangan dengan ungkapan “yang penting berbuat baik aja deh..”. Dan
kadangkala meskipun untuk non muslim banyak orang yang menjulukinya sebagai
orang baik karena seringnya berbuat baik dengan sifatnya yang dermawan atau
bersikap sopan kepada orang di sekitarnya. Mungkin yang dimaksudkan kebanyakan
orang saat ini berbuat baik adalah berbuat sesuai aturan umum yang berlku
(biasa) saat ini dalam suatu komunitas masyarakat di sekitar menganggap sebagai
perbuatan yang baik. Seperti tidak suka berbuat yang aneh, mengganggu orang
lain atau merugikan orang lain, sehingga masyarakat memakluminya.
Padahal tentang berbuat baik ini ada hal yang penting
bagi kita sikapi, dan harus dipertegas “berbuat baik yang seperti apa dan apa
standarnya?”. Sekilas mungkin ada yang beranggapan pertanyaan ini terasa
berlebihan dan terlalu mengada-ada. Namun hal ini penting untuk dijelaskan,
karena adakalanya suatu perbuatan yang dianggap baik pada masa kini mungkin
awalnya atau dahulunya aneh. Dan kadangkala perbuatan yang dianggap baik di
suatu tempat, tapi malah dianggap buruk di tempat lain. Begitu pula perbuatan yang
dianggap baik oleh orang tertentu bisa dianggap keburukan bagi orang lain. Seperti
yang tertuang dalam ayat suci Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh (216):
وَعَسَى
أَن تَكْرَهُواْ شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئًا
وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Tetapi
boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal itu baik bagi kalian. Dan boleh jadi
kalian menyukai sesuatu padahal itu buruk bagi kalian. Allah mengetahui dan
kalian tidak mengetahui.”
Dengan demikian jika menganggap suatu perbuatan baik itu
hanya dengan pengakuan sebagian besar orang atau pada “waktu tertentu” dan “di
tempat tertentu” sebenarnya kurang tepat. Karena standar berbuat baik itu tidak
tergantung waktu atau tempat. Dan juga bukan karena sesuatu itu disukai atau
dibenci.
Oleh Karena
itu berbuat baik dengan standar yang benar adalah “berbuat baik yang dilakukan
dengan niat Ikhlas dan bersumber dari Allah swt” karena hanya Allah Yang Maha
Tahu Segalanya. Maka dari itu kita akan bisa menilai apakah suatu perbuatan
para caleg yang bagi-bagi sedekah, atau seorang non muslim yang menyumbang
untuk masjid dan perbuatan yang dianggap baik lainnya itu telah memenuhi kedua syarat
yaitu Ikhlas dan sesuai Syariat Allah swt? Sehingga pertanyaan ini akan
terjawab dengan benar apabila menggunakan standar yang benar dengan perbanyak
mengkaji hal-hal yang diperintahkan dan dilarang dalam Syariah-Nya. Karena di jaman Kapitalis Sekuler yang mendominasi jaman now saat ini tidak sedikit orang melakukan berbagai hal karena "materi" meskipun harus terjerumus pada perbuatan haram. Begitu pula ketika menilai suatu pemikiran seperti Demokrasi yang saat ini masih banyak
menyanjungnya, apakah lantas kita ikut-ikutan mendukungnya? Tentu tidak
demikian, harus dilakukan pengkajian yang bersumber pada Syariah-Nya, apalagi jika dikaji ide Demokrasi itu bukan berasal dari konsep Islam. Dan
ketika kita berpegang teguh kepada Syariah-Nya maka akan menyelamatkan
kehidupan kita di dunia dan akhirat. Karena hanya dengan Syariah-Nya lah kita
akan bisa membedakan kebaikan (halal) dan keburukan (haram) dengan benar.
Sehingga keridhaan Allah akan didapatkan.
Dengan
demikian marilah kita berlomba-lomba berbuat baik di jaman now ini sesuai
standar syariah-Nya agar tidak bernilai sia-sia di hadapan Allah swt. Apalagi
bisa mendatangkan murka Allah swt. Na’udzu billah.
Wallahu a’lam bi asshowab…

Jaman now emang jaman kapitalis, banyak orang melakukan berbagai hal karena kepentingan 'materi' Bahkan sampai2 tidak sedikit yg berani meninggalkan tuntunan Al Qur'an demi harta.
BalasHapus👍
BalasHapusKABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.